Belajar 1 Mazhab saja, misalnya Mazhab
Syafi’ie itu sulit. Paling cuma 10% ilmu Mazhab Syafi’ie yang baru saya
kuasai. Nah kalau mau membanding2kan 4 mazhab kemudian memilih “yang
terbaik” dari Mazhab tsb untuk tiap masalah yg berbeda (mis: sholat
mazhab Syafi’ie, tapi puasa mazhab Maliki, dsb), berarti dia harus
belajar 4 Mazhab, kemudian belajar Al Qur’an dan Hadits secara mendalam.
Padahal agar bisa jadi mujtahid minimal menguasai 500.000 hadits, kata
Imam Hambali.
Makanya tokoh hadits paling ahli saja
seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim yang masing2 hanya membukukan
kurang dari 10.000 hadits sahih memilih mengikuti mazhab Syafi’ie. Tidak
bikin mazhab sendiri apalagi sampai membanding2kan mazhab mana yang
terbaik untuk dipakai untuk setiap masalah.
Hendaknya pilih saja mana mazhab yang disukai, kemudian fokus pelajari dan mengamalkan Islam melalui mazhab tersebut.
Hendaknya pilih saja mana mazhab yang disukai, kemudian fokus pelajari dan mengamalkan Islam melalui mazhab tersebut.
Nabi mengkisahkan pada kita bahwa di akhir zaman akan muncul kaum muda yang bodoh. Meski mereka rajin mengucapkan Al Qur’an dan Hadits, namun cuma di kerongkongan. Tidak diamalkan. Mereka keluar dari Islam laksana anak panah lepas dari busurnya.
Ini karena mereka tidak memahami Islam
berdasarkan pemahaman ulama Salaf yang sebenarnya seperti Imam Mazhab.
Mereka tidak mengenal bid’ah hasanah. Jadi mereka tuduh Muslim / Ulama
yang melakukan bid’ah hasanah sebagai sesat. Bagi mereka kebenaran cuma
1, yaitu: mereka. Yang berbeda dengan mereka salah/sesat. Mereka merasa
paling benar. Menganggap Muslim lain sudah sesat/kotor dan beranggapan
mereka ingin memurnikan dan meluruskannya. Mereka mudah mencap
sesat/kafir muslim/ulama yang tidak sepaham.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).”
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).”
(HR. Bukhari no. 6429 dan Muslim no. 2533 hadits ini adalah Mutawatir)
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya?
1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah
2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah
3) Imam Syafie lahir:150 hijrah
4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
5) Imam Asy’ari lahir: 240 hijrah
Mereka ini semua ulama Salafus Soleh atau dikenali dengan nama ulama SALAF…Apa itu salaf?
Salaf ialah nama “zaman” yaitu merujuk
kepada golongan ulama yang hidup antara kurun zaman kerasulan Nabi
Muhammad hingga 300 HIJRAH.
1) golongan generasi pertama dari 300
tahun hijrah tu disebut “Sahabat Nabi” kerana mereka pernah bertemu
Nabi2) golongan generasi kedua pula disebut “Tabi’in” iaitu golongan
yang pernah bertemu Sahabat nabi tapi tak pernah bertemu Nabi
3) golongan generasi ketiga disebut
sebagai “Tabi’ tabi’in” iaitu golongan yang tak pernah bertemu nabi dan
sahabat tapi bertemu dengan tabi’in.
Jadi Imam Abu hanifah (pengasas mazhab
Hanafi) merupakan murid Sahabat nabi maka beliau seorang TABI’IN. Imam
Malik, Imam Syafie, Imam Hanbali, Imam Asy’ari pula berguru dengan
tabi’in maka mereka adalah golongan TABI’ TABI’IN.
Jadi kesemua Imam-Imam yang mulia ini
merupakan golongan SALAF YANG SEBENAR dan pengikut mazhab mereka lah
yang paling layak digelar sebagai “Salafi” karena “salafi” bermaksud
“pengikut golongan SALAF”.
Jadi beruntung lah kita di Indonesia /
Malaysia yang masih berpegang kepada mazhab Syafie yang merupakan mazhab
SALAF yang SEBENAR dan tidak lari dari kefahaman NABI DAN SAHABAT…
Rujukan Wahhabi:
1) Ibnu Taimiyyah lahir: 661 Hijrah (lahir 361 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
2) Albani lahir: 1333 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi,lahir 1033 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
3) Muhammad Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahhabi): 1115 Hijrah (lahir 815 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
4) Abdullah Bin baz lahir: 1330 Hijrah
(mati tahun 1420 hijrah atau 1999 Masehi, sama dengan Albani, lahir 1030
tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)
5) Utsaimin lahir: 1928 Masehi (mati
tahun 2001,lebih kurang 12 tahun lepas dia mati,lahir entah berapa ribu
tahun selepas zaman SALAF.
Mereka ini semua hidup di AKHIR ZAMAN
kecuali Ibnu Taimiyyah yang hidup di pertengahan zaman antara zaman
salaf dan zaman dajjal(akhir zaman)… Saat Islam diserang oleh tentara
Mongol.
Tak ada sorang pun Imam rujukan mereka yang mereka ikuti secara buta hidup di zaman SALAF….
Mereka ini semua TERAMAT LAH JAUH DARI
ZAMAN SALAF tapi SANGAT-SANGAT ANEH apabila puak-puak Wahhabi
menggelarkan diri sebagai “Salafi” (pengikut Golongan Salaf).
Sedangkan rujukan mereka adalah dari kalangan yang datang dari golongan ulama’ akhir zaman.
Mereka menuding ajaran Sifat 20 Imam
Asy’ari yang lahir tahun 240 H sebagai bid’ah yang sesat. Padahal ajaran
Tauhid Uluhiyyah, Rububiyah, dan Asma wa Shifat yang mereka ajarkan
juga bid’ah dan diajarkan Khalaf yang lahir tahun 1115 H. Ini
mendangkalkan ummat Islam.
Mereka tuduh pula zikir berjama’ah usai
sholat di masjid bid’ah sesat sehingga mereka diam saja usai sholat.
Ummat Islam jadi jauh dari zikir dan doa. Mereka tuduh tahlilan bid’ah.
Padahal itu Syiar Islam oleh Wali Songo yang berhasil mengIslamkan ummat
Islam Indonesia yang semula beragama Hindu. Banyak tuduhan mereka bahwa
ummat Islam itu penuh bid’ah dan sesat dan mereka ingin
“memurnikannya”. Mereka tidak kenal bid’ah hasanah sebagaimana yang
dipahami Imam Syafi’ie, Umar bin Khoththob ra, Abu Bakar ra, dsb.
Mereka tidak paham adanya bid’ah hasanah.
Jadi mereka anggap sesat semua Muslim/Ulama yang melakukan bid’ah
hasanah sebagai sesat karena menurut mereka semua bid’ah itu sesat.
Jika menuduh orang sesat, apalagi tiap jum’at mengatakan itu padahal ternyata tidak benar, maka label sesat berbalik kepadanya.
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
Saat merasa benar dan menuduh Muslim lain sesat, akhirnya di antara mereka pun jadi saling berpecah-belah.
salafy-wahabi
Wallahu’alam bissawab.
Jika ulama Salaf seperti Imam Mazhab
menghormati perbedaan yang ada di antara mereka sebagai rahmat, maka
kaum khawarij yang tinggal di akhir zaman ini tidak. Bagi mereka
kebenaran cuma 1. Yaitu mereka. Yang lain salah/sesat/kafir. Tak heran
bahkan terhadap sesama mereka sendiri akhirnya bertikai, saling hina,
dan saling bunuh.
Khawarij bunuh Muslim
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak
melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan
penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat
dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh
mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Satu dari ciri kaum Khawarij menurut Nabi
Muhammad adalah mereka membaca Al Qur’an dan Hadits, namun tidak
diamalkan. Ucapannya tidak melampaui kerongkongan mereka. Hanya di mulut
saja. Al Qur’an dan Hadits tak sampai ke otak mereka. Tidak dipahami.
Karena taqlid pada Syekh mereka, penafsirannya bertentangan dengan
Jumhur Ulama. Akibatnya selain mencaci sesama Muslim dengan kata-kata
yang menyakitkan seperti Ahli Bid’ah, Kuburiyyun (Penyembah Kuburan),
Musyrik, Sesat, Kafir, dsb, saat kuat, mereka membunuh sesama Muslim.
Khalifah Ali adalah korban pembunuhan Khawarij yang pertama karena
menurut kaum Khawarij Ali sudah sesat/kafir.
Ini karena usia mereka masih muda. Lemah
akal. Banyak yang dari kecil hingga SMA tidak pernah belajar agama Islam
di pengajdian atau masjid, tahu-tahu di universitas belajar Islam dari
kelompok yang ekstrim. Akibatnya saat aliran itu sesat, mereka keluar
dari Islam meski mereka merasa berpegang kepada Al Qur’an dan Sunnah:
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum
yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya
perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada
kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana
anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم
“Suatu kaum dari umatku akan keluar
membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya
padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali
pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)
يحسنون القيل ويسيئون الفعل يدعون إلى كتاب الله وليسوا منه في شيء
“Mereka baik dalam berkata tapi jelek
dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka
tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)
Berbagai ayat Al Qur’an dan Hadits mereka
pakai, namun kesimpulan lain yang mereka dapat dan amalkan. Berbagai
larangan Allah dalam Al Qur’an seperti Su’u Zhon (Buruk Sangka),
Mengolok-olok sesama, Mengkafirkan sesama Muslim, dan membunuh sesama
Muslim. Berbagai caci-maki terhadap sesama Muslim seperti Ahlul Bid’ah,
Sesat, Kafir dan sebagainya terlontar dari mulut mereka.
Kaum Khawarij ini merasa paling benar.
Bahkan Khawarij pertama merasa lebih benar dari Nabi sehingga menuduh
Nabi tidak adil. Khawarij masa kini menuduh Jumhur Ulama yang merupakan
Pewaris Nabi sebagai tidak adil. Contohnya ada Khawarij bilang sejumlah
ulama besar adalah sesat atau pembela aliran sesat:
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Ali ra. yang sedang berada di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah saw., kemudian Rasulullah saw. membagikannya kepada beberapa orang, Aqra` bin Habis Al-Hanzhali, Uyainah bin Badr Al-Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al-Amiri, seorang dari Bani Kilab, Zaidul Khair At-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: Apakah baginda memberi para pemimpin Najed, dan tidak memberikan kepada kami? Rasulullah saw. bersabda: Aku melakukan itu adalah untuk mengikat hati mereka. Kemudian datang seorang lelaki yang berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya jenong dan kepalanya botak. Ia berkata: Takutlah kepada Allah, ya Muhammad! Rasulullah saw. bersabda: Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu tidak mempercayai aku? Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara bangsaku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Ali ra. yang sedang berada di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah saw., kemudian Rasulullah saw. membagikannya kepada beberapa orang, Aqra` bin Habis Al-Hanzhali, Uyainah bin Badr Al-Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al-Amiri, seorang dari Bani Kilab, Zaidul Khair At-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: Apakah baginda memberi para pemimpin Najed, dan tidak memberikan kepada kami? Rasulullah saw. bersabda: Aku melakukan itu adalah untuk mengikat hati mereka. Kemudian datang seorang lelaki yang berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya jenong dan kepalanya botak. Ia berkata: Takutlah kepada Allah, ya Muhammad! Rasulullah saw. bersabda: Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu tidak mempercayai aku? Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara bangsaku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
“Untuk golongan kanan, yaitu segolongan
besar dari orang-orang yang terdahulu. dan segolongan besar pula dari
orang-orang yang kemudian.” [Al Waaqi’ah 38-40]
Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata:
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu)
golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di
Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang
71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan
demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan
terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan
yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada
beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai
Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.’
Dengan hadits-hadits di atas, banyak
kelompok sempalan seperti Islam Jama’ah dsb mengklaim bahwa ummat Islam
lainnya sesat. Hanya kelompok mereka sajalah yang selamat, yaitu
Jama’ah. Tak heran banyak yang memakai nama “JAMA’AH” sepert Islam
Jama’ah, dsb.
Padahal makna “JAMA’AH” di atas adalah
kelompok terbesar (mainstream) dari ummat Islam. 70% lebih dari ummat
Islam. Bukan “FIRQOH” atau sempalan yang umumnya kurang dari 10% dari
jumlah seluruh Muslim.
Dalilnya adalah:
Dua orang lebih baik dari seorang dan
tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari
tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah Azza wajalla
tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah) (HR.
Abu Dawud)
Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu
dalam kesesatan. Karena itu jika terjadi perselisihan maka ikutilah
suara terbanyak. (HR. Anas bin Malik)
Kekuatan Allah beserta jama’ah (seluruh umat). Barangsiapa membelot maka dia membelot ke neraka. (HR. Tirmidzi)
Lalu bagaimana dengan ayat Al Qur’an yang menyatakan “KEBANYAKAN MANUSIA SESAT”?
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan
ORANG-ORANG yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” [Al
An’aam 116]
“Kamu tidak menyembah yang selain Allah
kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu
membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang
nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang
lurus, tetapi kebanyakan MANUSIA tidak mengetahui” (QS. Yusuf: 40)
“Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat
Al Kitab (Al Qur’an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada
Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan MANUSIA tidak beriman
(kepadanya).” (QS. Ar Ra’du: 1)
“Dan kebanyakan MANUSIA tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya” (QS. Yusuf: 103
Arti dari ayat di atas adalah: “KEBANYAKAN ORANG” atau “KEBANYAKAN MANUSIA”. Bukan KEBANYAKAN MUSLIM!
Ayat tsb benar. Saat ini ada 7 milyar
manusia. Sementara jumlah ummat Islam hanya 1,3 milyar saja. Jadi benar
kalau kebanyakan manusia (5,7 milyar) itu sesat.
Sebaliknya di dalam Islam sendiri,
sebagaimana hadits-hadits di atas mayoritas justru lurus. Jika tidak,
Islam akan punah dengan cepat. Ummat Islam adalah ummat yang terbaik.
Mustahil disebut terbaik jika mayoritasnya sesat:
Hadits-Hadits Tentang As Sawadul A’zham
Untuk memahami makna as sawaadul a’zham, mari kita simak beberapa hadits yang memuatnya:
إن أمتي لن تجتمع على ضلالة، فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم فإنه من شذ شذ إلى النار
“Sesungguhnya ummatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham. Barangsiapa yang menyelisihinya akan terasing di neraka”
Dalam riwayat lain:
إن أمتي لا تجتمع على ضلالة فإذا رأيتم الاختلاف فعليكم بالسواد الأعظم يعني الحق وأهله
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham yaitu al haq dan ahlul haq” (HR. Ibnu Majah 3950, hadits hasan dengan banyaknya jalan kecuali tambahan من شذ شذ إلى النار sebagaimana dikatakan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 1331)
Untuk memahami makna as sawaadul a’zham, mari kita simak beberapa hadits yang memuatnya:
إن أمتي لن تجتمع على ضلالة، فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم فإنه من شذ شذ إلى النار
“Sesungguhnya ummatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham. Barangsiapa yang menyelisihinya akan terasing di neraka”
Dalam riwayat lain:
إن أمتي لا تجتمع على ضلالة فإذا رأيتم الاختلاف فعليكم بالسواد الأعظم يعني الحق وأهله
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham yaitu al haq dan ahlul haq” (HR. Ibnu Majah 3950, hadits hasan dengan banyaknya jalan kecuali tambahan من شذ شذ إلى النار sebagaimana dikatakan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 1331)
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la Al-Mushili 7/36 nomor 3944. (Lihat: Jami’ul Ahadits: 3916)
“Umat Yahudi terpecah menjadi 71 firqoh, 70 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat Nashoro terpecah menjadi 72 firqoh , 71 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga.”
Kami (para sahabat) bertanya, “Tunjukkan sifatnya untuk kami.” Beliau menjawab, “As-Sawad Al-A’zhom.”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 8/273 nomor 8051.
“Allah tidak akan membiarkan perkara ummatku dalam kesesatan, selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyendiri, ia akan menyendiri dalam neraka.”
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas 1/202 nomor 398 dan dari Ibnu Umar 1/199 nomor 391. (Jami’ul Ahadits: 17515)
Abu Umamah Al-Bahili berkata, “Hendaknya kalian bersama As-Sawad Al-A’zhom.”
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dan Al-Bazzar dan Ath-Thabrani, rijal mereka berdua tsiqot. (Lihat: Majma’uz Zawaid nomor 9097)
Demikianlah, masih banyak lagi hadits-hadits serupa lainnya. Namun, cukuplah hadits-hadits di atas menjadi bukti keshahihan makna hadits tersebu
As Sawaadul A’zhom itu apa sih? Artinya warna2 hitam yang amat besar/amat luas. Sawaad itu bentuk jamak dari Aswad. Rambut manusia kan hitam. Nah karena kerumunannya amat banyak, disebutlah hitam2 yang amat besar. As Sawaadul A’zhom. Kalau cuma 1 orang mah sepitik namanya. Titik kecil.
Hadits ini menggambarkan bahwa As Sawaadul A’zhom itu sekumpulan Muslim yang amat banyak yang masuk surga. Bukan Ghuroba yang cuma 1 orang:
“Diperlihatkan kepadaku umat manusia seluruhnya. Maka akupun melihat ada Nabi yang memiliki pengikut sekelompok kecil manusia. Dan ada Nabi yang memiliki pengikut dua orang. Ada Nabi yang tidak memiliki pengikut. Lalu diperlihatkan kepadaku sekelompok hitam yang sangat besar, aku mengira itu adalah umatku. Lalu dikatakan kepadaku, ‘itulah Nabi Musa Shallallhu’alaihi Wasallam dan kaumnya’. Dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke arah ufuk’. Aku melihat sekelompok hitam yang sangat besar. Dikatakan lagi, ‘Lihat juga ke arah ufuk yang lain’. Aku melihat sekelompok hitam yang sangat besar. Dikatakan kepadaku, ‘Inilah umatmu dan diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab’.” (HR. Bukhari 5705, 5752, Muslim, 220)
Kabar Islam
“Umat Yahudi terpecah menjadi 71 firqoh, 70 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat Nashoro terpecah menjadi 72 firqoh , 71 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga.”
Kami (para sahabat) bertanya, “Tunjukkan sifatnya untuk kami.” Beliau menjawab, “As-Sawad Al-A’zhom.”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 8/273 nomor 8051.
“Allah tidak akan membiarkan perkara ummatku dalam kesesatan, selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyendiri, ia akan menyendiri dalam neraka.”
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas 1/202 nomor 398 dan dari Ibnu Umar 1/199 nomor 391. (Jami’ul Ahadits: 17515)
Abu Umamah Al-Bahili berkata, “Hendaknya kalian bersama As-Sawad Al-A’zhom.”
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dan Al-Bazzar dan Ath-Thabrani, rijal mereka berdua tsiqot. (Lihat: Majma’uz Zawaid nomor 9097)
Demikianlah, masih banyak lagi hadits-hadits serupa lainnya. Namun, cukuplah hadits-hadits di atas menjadi bukti keshahihan makna hadits tersebu
As Sawaadul A’zhom itu apa sih? Artinya warna2 hitam yang amat besar/amat luas. Sawaad itu bentuk jamak dari Aswad. Rambut manusia kan hitam. Nah karena kerumunannya amat banyak, disebutlah hitam2 yang amat besar. As Sawaadul A’zhom. Kalau cuma 1 orang mah sepitik namanya. Titik kecil.
Hadits ini menggambarkan bahwa As Sawaadul A’zhom itu sekumpulan Muslim yang amat banyak yang masuk surga. Bukan Ghuroba yang cuma 1 orang:
“Diperlihatkan kepadaku umat manusia seluruhnya. Maka akupun melihat ada Nabi yang memiliki pengikut sekelompok kecil manusia. Dan ada Nabi yang memiliki pengikut dua orang. Ada Nabi yang tidak memiliki pengikut. Lalu diperlihatkan kepadaku sekelompok hitam yang sangat besar, aku mengira itu adalah umatku. Lalu dikatakan kepadaku, ‘itulah Nabi Musa Shallallhu’alaihi Wasallam dan kaumnya’. Dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke arah ufuk’. Aku melihat sekelompok hitam yang sangat besar. Dikatakan lagi, ‘Lihat juga ke arah ufuk yang lain’. Aku melihat sekelompok hitam yang sangat besar. Dikatakan kepadaku, ‘Inilah umatmu dan diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab’.” (HR. Bukhari 5705, 5752, Muslim, 220)
Kabar Islam
0 komentar:
Posting Komentar